Masih ingat dengan artikel omkicau.com mengenai
burung ekek geling jawa yang nyaris punah? Ekek geling merupakan burung endemik
di hutan-hutan pegunungan Pulau Jawa dan Kalimantan. Bagaimana perawatan burung
ini? Jika Anda memilikinya, disarankan untuk melakukan penangkaran sebagai
bagian dari upaya menambah populasinya di Bumi Indonesia.
Selama ini banyak kicaumania yang menganggap ekek
geling identik dengan burung tengkek, padahal jelas sangat berbeda. Ekek geling (Cissa
thalassina) merupakan salah satu spesies dari famili Corvidae
(keluarga gagak-gagakan), seperti halnya cililin. Adapun tengkek atau raja
udang termasuk dalam famili Alcedinidae.
EKEK GELING BORNEO (KIRI) DAN EKEK GELING JAWA
Yang membedakan ekek geling kalimantan dengan ekek
geling jawa adalah warna yang mengelilingi kornea matanya . Ekek geling
kalimantan memiliki iris mata yang berwarna putih, sedangkan Ekek-geling jawa
yang berukuran 32 cm yang didominasi warna hijau, berekor pendek, bersetrip
mata hitam dengan iris coklat. Kebiasaannya adalah terbang dalam kelompok kecil
dan memburu serangga di hutan. Meski sering bersuara, namun agak sulit dilihat
dikarenakan warna bulunya yang tersamarkan oleh hijaunya daun. Nah, ekek geling
yang berasal dari Jawa inilah yang statusnya terancam punah, dengan populasi
yang diketahui tinggal 249 ekor.
EKEK GELING JAWA (chesterzoo.org)
Membedakan burung jantan dengan betina ekek geling
bisa dibilang sangat sulit, karena secara fisik memiliki kemiripan satu sama
lainnya. Makanan utamanya adalah berbagai jenis serangga, kadal kecil, ular
kecil, telur burung-burung kecil lainnya, dan buah-buahan.
Spesies ini kadang terlihat menyendiri atau
berpasangan pada musim kawin, dan termasuk burung yang menjaga teritorial dan
sarangnya.
Menangkarkan ekek geling
Kalau omkicau.com menyarankan siapapun yang memiliki
ekek geling untuk menangkarnya, itu karena sejumlah penangkar luar negeri
justru sudah berhasil mengembangbiakkan spesies asli Indonesia tersebut. Hal
ini sekaligus untuk menunjukkan bahwa penangkaran ekek geling bukanlah sesuatu
yang sulit untuk dilakukan.
Untuk mengembangbiakkan ekek geling, baik dari
Kalimantan maupun Jawa, dibutuhan kandang penangkaran yang luas (model aviary)
yang didalamnya disediakan sebuah besek atau basket (mangkuk sarang) yang
terbuat dari rotan untuk tempat bersarang dan bertelur.
Sediakan juga beberapa bahan penyusun sarang seperti
jerami kering, daun kering, serat kelapa, ijuk dan sebagainya yang disebar di
bagian bawah kandang. Sebagian lagi ditebar dalam besek / keranjang rotan,
karena terkadang burung betina akan bertelur dalam keranjang rotan tanpa
terlebih dulu membuat sarang.
Burung betina bertelur sekitar 3-4 butir. Lama
pengeraman sekitar 18 – 20 hari. Setelah menetas, piyikan biasanya diberi makan
berupa ulat hongkong selama 3-4 hari oleh indukannya. Jadi selama beberapa hari
itulah siapkan ulat hongkong sebanyak-banyaknya.
Setelah berumur 5-6 har, piyikan bisa diberikan anak
tikus yang masih merah (cindil: Jawa / nying-nying:Sunda).
Berikan dengan porsi 3-4 ekor selama dua atau tiga kali sehari.
Pada hari ke-11, piyik ekek geling mulai tumbuh
bulu-bulu halus. Matanya baru terbuka pada hari ke-12.
Setelah berusia 12 -14 hari, pakan hidup harus selalu
disiapkan dalam kandang penangkarannya sampai anakan berusia 25 hari. Sebab
pada umur tersebut anak burung sudah bisa bertengger dan keluar dari sarangnya.
Pada waktu itulah anakan bisa disapih dan kita loloh sendiri, dengan
menggunakan campuran serangga dan voer basah.
Ekek geling kerap digunakan sebagai burung masteran
untuk burung peliharaan semacam murai batu, cucak hijau
dan cendet, karena suara tembakannya yang keras. Meski tidak serapat cililin,
suaranya cukup bagus juga jika dinyanyikan oleh burung murai batu.
Semoga Bermanfaat
saya sangat tertarik mengembabngbiakannya, tapi belum jelas perbedaan jantan dan betinanya, saya jadi ragu gan, takut salah. tolong dong cari tau perbedaannya pasti ada itu? terimakasih admin.
BalasHapusJantan betina nya gimna mwmbedakanya gan
BalasHapusCara membedaka hantan dan betina gimna
BalasHapus