Ada puluhan bahkan ratusan tips penangkaran burung
yang sudah tayang di blog omkicau.com. Namun demikian tentu ada kemungkinan
satu-dua artikel yang terluput dari perhatian Anda. Sekadar menyegarkan lagi
ingatan kita bersama, berikut ini saya sajikan beberapa pernak-pernik masalah
penangkaran burung murai batu yang “haram” untuk diabaikan. “Haram” di
sini saya tulis dengan tanda kutip. Artinya, jika Anda mengabaikan hal ini, ada
dosa yang akan Anda tanggung, dan hukumannya adalah Anda akan mengeluarkan
lebih banyak waktu, tenaga dan biaya dalam memulai usaha penangkaran.
Saya akan lebih fokus menuliskan catatan pernak-pernik ini pada masalah
penjodohan dan dan pengembangan alat reproduksi burung murai batu. Untuk
referensi utama penangkaran burung murai batu, Pastikanlah bahwa untuk mengawali proses penjodohan,
Anda sudah mendapatkan induk jantan dan betina yang mau saling bereaksi saat
didekatkan. Masukkan calon induk jantan dan calon induk betina dalam sangkar
terpisah, lalu kedua sangkar didekatkan sehingga posisinya saling berdempetan.
Amati perubahan perilaku kedua calon induk.
Untuk murai batu jantan, ketika didekatkan ke
betina, sebaiknya sudah memberikan reaksi khas seperti menari-nari bergaya
dengan mengeluarkan kicau rayuan. Sebaliknya, induk betina akan berusaha terus
di dekat induk jantan dan jika sudah benar-benar birahi, akan terlihat
menggetar-getarkan sayap.
Kedua induk juga akan sering duduk di tenggeran
dalam posisi berdekatan, termasuk saat tidur di malam hari. Jika kedua calon
indukan belum menunjukkan reaksi demikian, asalkan usia pejantan sudah di atas
2,5 tahun (usia yang dianggap ideal untuk murai batu jantan mulai dijadikan
indukan), sementara betina sudah di atas 8 bulan, maka lakukan saja proses
penjodohan ini berjalan secara alami, sekitar 2-5 hari, sampai terlihat
perubahan perilaku seperti yang dimaksud di atas.
(Catatan: Dalam banyak kasus, termasuk
penangkaran murai batu di rumah Om Kicau, betina hasil penangkaran lebih cepat
memasuki masa birahi. Betina milik Om Kicau dari penangkaran Om
Andy Sragen atau dari Om Eko Sragen misalnya, sudah birahi dan siap
dijodohkan meski usia baru masuk bulan ke-6. Sementara betina dari Om Tanto
Delanggu, pada usia 8 bulan sudah menghasilkan anakan pertama dan sekarang
sudah mengeram lagi).
Untuk menguji lebih lanjut hasil proses penjodohan,
Anda bisa memandikan calon pasangan di bak mandi/ karamba. Jika tetap rukun,
tidak saling berantem, berarti keduanya memang berjodoh dan bisa dipindahkan ke
kandang penangkaran.
Jika betina “over-ready” jangan langsung
disatukan
Upaya yang kita lakukan dalam proses penjodohan
tidak selalu memberikan hasil sesuai dengan keinginan kita. Demikian pula
dengan penjodohan murai batu. Terkadang calon induk betina langsung
membungkukkan badan sambil mengeleperkan sayapnya ketika didekatkan dengan
pejantan. Itu menandakan induk betina dalam kondisi over-ready (terlalu
siap).
Bolehkah betina over-ready langsung dipasangkan?
Jangan dulu! Jika langsung dipasangkan, induk betina akan membuat sarang
(sekitar 1 – 2 hari) dan langsung berbaring di sarangnya. Jika bertelur dalam
waktu 4 hari setelah dikandangkan bersama induk jantan, ada kemungkinan 2 – 3
telur pertamanya bersifat infertil (tidak subur; gabuk; tidak
terbuahi oleh sperma pejantan).
Masalah perpindahan tempat
Perpindahan tempat/ruang juga sering menimbulkan
masalah. Jika sebelumnya pasangan murai batu berada di kandang tangkar dalam
ruangan (indoor) lalu dipindah ke kandang penangkaran (aviary) di
luar ruangan, biasanya akan timbul pula masalah. Perbedaan suhu dari dalam ke
luar ruangan akan menyebabkan burung mengalami mabung lebih cepat. Proses ini
tidak akan langsung terlihat karena diperlukan waktu selama 2-3 bulan sebelum
burung benar benar memasuki masa mabung total. Mabung ini dikenal dengan nama mabung palsu atau mabung
stress, yang akan menyebabkan masalah terganggunya siklus hormon pada
burung di penangkaran.
Manajemen pakan dan asupan calon indukan
Untuk mempercepat birahi burung dan juga menjaga
kestabilan produksi burung penangkaran, jangan sekali-kali Anda mengabaikan asupan
yang berkualitas tinggi. Masalah vitamin dan mineral misalnya,
jangan pernah disepelekan. Sekali Anda menganggap remeh, maka kerugian besar
akan waktu, tenaga dan biaya bakal terjadi.
Kebanyakan vitamin dan mineral tidak bisa dibentuk
secara alamiah oleh burung (bangsa burung dan unggas) dalam jumlah yang cukup
untuk kebutuhan fisiologisnya. Artinya, vitamin ini harus tersedia dalam
pakannya. Vitamin terkandung pada banyak bahan penyusun pakan dalam jumlah yang
sedikit. Apabila terjadi kekurangan vitamin pada pakan, akibat tidak
sempurnanya proses penyerapan, maka dapat mengakibatkan munculnya penyakit
ataupun sindroma kekurangan vitamin.
Agar burung penangkaran dapat memberikan hasil yang
sesuai dengan potensi genetisnya, maka nutrisi dan terutama ketersediaan
vitamin harus optimal. Vitamin
B misalnya dibutuhkan agar penyerapan nutrisi menjadi efisien. Bersama
dengan vitamin A, vitamin B sangat penting untuk membantu burung dalam
aktivitas metabolismenya dan untuk mempertahankan serta meningkatkan kemampuan
bertelur.
Vitamin C dan E sama-sama dapat meningkatkan
ketahanan burung terhadap stres dan membantu mempertahankan kesehatan burung.
Sementara itu, keuntungan spesifik yang berhubungan dengan kualitas telur yang
superior dapat dicapai jika vitamin E diberikan dalam jumlah optimal pada pakan
atau minuman burung yang akan memasuki masa bertelur. Akhirnya, vitamin D
dibutuhkan untuk membantu proses pembentukan tulang dan kerabang serta untuk
menghindari masaah kelumpuhan.
Asupan bekualitas tinggi adalah salah satu kunci
sukses penangkaran burung Global Fauna Farm. “Hanya” untuk mengatur komposisi
pakan yang pas, investasi jutaan rupiah harus ditanamkan.
Manajemen penting lainnya
Jadi demikianlah, bahwa indukan harus memperoleh
asupan nutrisi yang cukup, sebagai bekal perkawinan dan tugas-tugas reproduksi
lainnya. Berikut ini sejumlah pertanyaan yang perlu Anda perhatikan dan
cocokkan dengan kondisi penangkaran Anda yang mungkin masih bermasalah.
- Apakah
burung telah mendapatkan protein yang cukup ataukah terlalu banyak makanan
yang sebagian besar hanya berupa karbohidrat? Jika terlalu banyak
karbohidrat, burung memang akan lebih tinggi birahinya ditandai dengan
bernyanyi lebih keras dan sering. Namun jika karbohidrat terlalu tinggi
tanpa pengimbangan protein, maka burung akan terburu-buru bereproduksi
ketika alat reproduksi belum sepenuhnya siap untuk menghasilkan telur
fertil.
- Apakah
dalam kandang penangkaran telah tersedia dalam jumlah melimpah makanan,
baik makanan buatan ataupun makanan hidup atau serangga? Jika tidak
tersedia dengan cukup, maka burung cenderung membuang anakannya karena dia
khawatir akan masa depan atau kelangsungan hidup anak-anaknya.
- Apakah
burung jantan dipastikan subur? Dalam beberapa kasus, burung jantan tidak
subur spermanya meski dia selalu gacor sepanjang hari. Solusinya, berikan
asupan hormon
testosteron. Jika sudah dilakukan pemberian selama 3 hari
berturut-turut dan pada 4-5 hari berikutnya terjadi perkawinan namun
setelah 14 – 15 hari pengeraman telur tidak menetas dan terbukti tidak
berisi embrio, maka Anda perlu menggantinya dengan pejantan lain.
- Apakah
burung betina benar-benar tidak mandul? Namanya makluk hidup, tidak ada
yang sempurna dalam semua hal. Dalam sejumlah kasus, ada juga betina yang
mandul. Kemandulan itu bisa disebabkan karena kekurangan asupan yang
diperlukan bagi performa terbaik alat reproduksi, atau memang terjadi cacat/invalid
pada alat reproduksi tertentu. Untuk memastikan bahwa asupan yang
diperlukan bagi alat reproduksi telah memadai, Anda bisa memberikan terapi BirdMineral
dan dilanjut BirdMature cair. Jika terapi BirdMature cair sudah
dilakukan selama dua kali masa perkawinan (melewati pula dua kali masa
pengeraman) dan telur tidak juga terbuahi dengan sempurna meski kita
sediakan jantan yang sudah terbukti subur, maka pantas diduga 80% betina
itu mandul (20 persen lainnya adalah faktor lingkungan).
- Apakah
lokasi kandang penangkarannya sudah tepat? Untuk kandang murai batu
sebaiknya jangan yang terkena cahaya matahari langsung. Murai batu adalah
burung hutan dan tidak kuat jika terlalu lama terkena panas. Selain itu,
burung tidak akan cocok dengan kandang penangkaran yang terlalu terang
ataupun terbuka. Jadi solusinya adalah menutup sebagian atap kandang
hingga cahaya matahari yang langsung masuk kandang hanya sekitar 15% saja
khususnya pada siang hari.
- Apakah
lokasi kandang penangkaran sering dilalui oleh manusia
ataupun binatang pengganggu sehingga burung merasa stres/tidak
tenang? Kalau kondisi tidak memungkinkan Anda memindah kandang, pastikan
saja burung bisa tenang dan tekan sekecil mungkin potensi gangguan
terhadap burung di kandang penangkaran.
- Apakah
Anda terlalu rajin memeriksa kota sarang? Kadang ada beberapa penangkar
yang terlalu rajin memeriksa mulai dari apakah sarangnya sudah dibuat,
apakah sudah bertelur, dll. Sebaiknya hentikan kebiasan tersebut dan beri
kesempatan burung untuk bisa tenang menjalani reproduksi.
- Apakah
tempat bersarang sudah sesua? Murai batu adalah burung yang membuat
sarangnya dalam cekungan (rongga). Jadi pastikan bahwa kotak sarang sudah
cocok. Kotak sarang bisa terbuat dari bahan kayu dengan pintu masuk di
tengah sehingga sarang terlihat cekung. Jika tempat bersarang sudah Anda
siapkan, pasangkan kotak sarang berbarengan dengan masa penjodohan burung.
- Apakah
lokasi penempatan kotak sarang sudah sesuai? Penempatan kotak ini harus
diusahkan di tempat yang tinggi, tidak terlalu dekat dengan pintu sehingga
burung akan selalu merasa terganggu sewaktu bertelur atau mengeram.
- Apakah
ada alternatif lain bagi burung untuk membuat sarang sendiri? Anda jangan
terlalu pelit menyediakan lokasi sarang. Meski Anda sudah menyiapkan
kotak, siapkan juga misalnya kayu bercabang dan letakkan separuh kulit
kelapa utuhan (sudah diambil batoknya) di atssnya, atau lokasi lain yang
masih memungkinkan. Berikan kebebasan burung untuk memilih lokasi yang
dirasa paling sesuai untuk mereka.
- Apakah
bulu bulu halus di sekitar ven burung terlalu tebal? Bulu yang terlalu
tebal pada ven jantan ataupun betina bisa mengganggu proses pembuahan.
Kalau Anda sudah relatif lama menangkar burung yang terlihat selalu kawin
dan rajin bertelur dan mengeram tetapi tidak pernah menghasilkan anakan,
bisa jadi pasangan tersebut mengalami kendala dalam perkawinan. Solusinya
adalah menggunting bulu-bulu di sekitar ven burung yang terlihat tebal dan
menutupi ven.
- Apakah
burung terkena kutu atau parasit? Perhatikan sewaktu burung beristirahat
pada malam hari. Jika burung terlihat gelisah dengan selalu memversihkan
kutu di bagian badannya (didis – menyisir bulu-bulu) ada kemungkinan
burung terkena kutu atau tungau. Lakukan penyemprotan terapi penyemprotan
dengan larutanFreshAves,
baik pada burung maupun tenggeran, wadah pakan dan sebagainya. Sementara
pada kotak sarang atau dasar sarang, taburkan FreshAves yang masih dalam
bentuk tepung (belum dibuat larutan) yang akan membunuh kutu yang
bersarang di sana.
- Apakah
ada murai batu atau burung lain yang selalu berisik atau berkicau keras di
dekat kandang penangkaran sehingga mengganggu pasangan burung untuk
berkembang biak? Pada kasus tertentu, banyak pasangan murai batu tertekan
oleh keberadaan burung lain di sekitar mereka. Jika Anda tisak
memungkinkan mengganti pasangan burung yang “manja” atau bermental mudah tertekan
ini, pastikan saja di sekitar kandang penangkaran tidak ada
keberadaan burung lain yang gacor sepanjang waktu.
- Apakah murai batu dalam kandang penangkaran disebelahkan dengan pasangan burung lain tanpa sekat penutup? Kandang penangkaran yang berdampingan perlu disekat dengan penutup yang rapat sehingga antar-pasangan penghuni area penangkaran tidak bisa saling melihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar