Beberapa penangkar murai batu (MB), khususnya
pemula, kerap mengalami persoalan dengan usahanya. Kasus yang dialami tentu
beragam. Kali ini saya ingin mengambil salah satu kasus, yaitu induk betina
yang sering gagal menetaskan telur-telurnya. Ayo, kita lacak beberapa faktor
kegagalan tersebut.
Kalau telur tidak menetas sesuai dengan jadwal
seharusnya (14 hari), coba tunggu sampai hari berikutnya. Tetapi kalau tetap
tidak menetas, Anda harus berbulat tekad: pecahkan telur untuk memperkaya ilmu
di bidang reproduksi burung.
Bagi yang ingin menangkar, tetapi belum sempat
melakukannya, semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Sebagian materi ini
juga berlaku atau bisa diterapkan untuk jenis burung berkicau lainnya.
Ketika Anda memecahkan telur yang tidak menetas, ada
beberapa kemungkinan yang terjadi:
- Ada
embrio (bakal piyik), tetapi sudah mati di dalam telur.
- Tidak
ada embrio di dalam telur, tetapi berbau.
- Tidak
ada embrio di dalam telur, tetapi tidak berbau.
Baiklah kita bedah satu persatu dari ketiga
kemungkinan di atas. Jika ada embrio tetapi sudah mati di dalam telur, sehingga
tidak mungkin menetas, maka penyebabnya adalah embrio tidak memperoleh
kecukupan gizi, terutama vitamin, yang diperlukan untuk pertumbuhannya.
Embrio (bakal piyik) di dalam telur mulai hari
kelima penetasan hingga menjelang menetas. Jika embrio mati, maka telur tidak
akan pernah menetas. Kalau telur dipecah, baunya busuk sekali.
Embrio yang mati di dalam telur sebelum menetas.
Kemungkinan kedua, tidak ada embrio di dalam telur,
tetapi berbau. Jadi, ketika telur dipecah, isinya hanya cairan yang berbau.
Cairan yang berbau ini sebenarnya mengindikasikan bahwa di dalam telur
sebenarnya sudah ada embrio, tetapi mati di saat masih sangat muda. Biasanya
kematian terjadi pada masa 3-5 hari sejak telur dierami.
Jika tidak ada embrio tetapi tidak berbau, atau
kemungkinan ketiga, itu menunjukkan telur yang dierami adalah telur infertil,
yaitu telur yang sama sekali tidak mengandung sel benih. Sel benih atau disebut discus
germinalis itu menempel di permukaan kuning telur(yolk).
Penyebab telur infertil
Telur infertil disebabkan oleh beberapa faktor. Bisa
jadi karena pejantannya belum siap kawin, atau umurnya kalah tua dari induk
betina. Masalah umur burung sulit diketahui oleh penangkar pemula, terutama
jika tidak ada catatan(recording) mengenai kapan burung itu
menetas.
Kalau Anda membeli induk dari penangkar, coba
tanyakan berapa umurnya. Penangkar yang profesional mestinya mempunyai database
mengenai burung-burung yang ada dalam kandang penangkarannya, termasuk
burung-burung yang siap dijual.
Kalau Anda tetap tidak memperoleh data mengenai umur
burung, cobalah periksa sisik-sisik di kakinya. Apabila warnanya belum terlalu
solid, dan terlihat seperti basah, berarti burung masih muda alias belum
mencapai dewasa kelamin.
Solusinya mesti mengganti burung jantan tersebut
dengan pejantan baru yang umurnya lebih tua, meski Anda harus memulai lagi
proses penjodohan. Bagaimana cara menjodohkan murai batu, ewasa
kelamin,
Faktor lain penyebab telur infertil adalah salah
satu induk, atau kedua induk, tidak mempunyai birahi tinggi sebagaimana burung
dewasa pada umumnya. Akibatnya, burung seperti berjodoh tetapi sebenarnya
mereka hanya berteman dan tidak pernah kawin.
Hal ini umumnya karena nutrisi (zat gizi) yang
dikonsumsi burung dari pakan yang kita berikan belum memenuhi kebutuhan standar
calon indukan. Mungkin jumlah (porsinya) sudah ideal, tetapi belum tentu
kandungan gizi di dalam pakan itu sudah mencukupi.
Coba lakukan treatment dengan
memberikan vitamin dalam pakannya, terutama vitamin A, B, dan E yang sangat
dibutuhkan untuk pembibitan. Anda pernah mendengar BirdMature (BMR), salah
satu produk unggulan OmKicau?
BMR mengandung multivitamin, multimineral, dan
suplemen lain yang lengkap-seimbang, serta bahan aktif yang bermanfaat untuk
memenuhi asupan induk jantan maupun induk betina. Selain bermanfaat langsung
untuk meningkatkan kesuburan / fertilitas telur, juga dapat menjadi solusi bagi
penangkar yang sering mengalami kesulitan dalam menjodohkan induk jantan dan
betina.
Jika sudah berjodoh, tetapi tidak mau kawin, treatment ini
dapat dilakukan dengan memisahkan dulu kedua induk. Singkirkan pula wadah
sarangnya. Selama menjalani terapi, usahakan kedua burung tidak bertemu muka
dulu.
Anda akan melihat bagaimana perubahan perilaku
burung jantan dan betina. Jika terlihat lebih aktif dan agresif, mulailah
dengan proses penjodohan ulang. Apabila sudah berjodoh, burung jantan menjadi
jauh lebih trengginas. Demikian pula dengan betina yang tidak ogah-ogahan lagi
saat hendak dikawini pasangannya.
Jika perlu, pangkas bulu-bulu di sekitar
kloaka
MB jantan, sebagaimana burung jantan pada umumnya,
tidak memiliki penis untuk mengawini betina. Saat kawin, burung jantan hanya
menempelkan kloakanya ke kloaka betina. Pada saat itulah sperma pejantan yang
mengandung sel sperma (semen) masuk ke saluran reproduksi betina.
Sel sperma bisa memancar dengan baik apabila kloaka
dari kedua induk bisa saling menempel dengan sangat rapat. Mungkinkah kloaka
betina dan jantan ketika kawin tidak menempel rapat? Sangat mungkin, terutama
jika terlalu banyak bulu di daerah sekitar kloaka burung jantan, atau burung
betina, apalagi pada keduanya.
Cobalah periksa kloaka dari kedua induk yang hendak
atau sudah dijodohkan. Jika bulu-bulu di daerah itu terlalu banyak, silakan
pangkas hati-hati menggunakan gunting kecil.
Mengatasi problem hormonal induk betina
Dalam beberapa kasus, ada induk MB betina yang
beberapa kali berganti pasangan, tapi tetap tidak bisa menetaskan
telur-telurnya. Itu berarti ada yang tak beres pada organ reproduksinya atau
faktor hormonal.
Jika betina tersebut punya darah juara dari
bapaknya, dan Anda berniat mempertahankannya, coba perbaiki pelan-pelan dengan
pemberian stimulan hormon estrogren. Misalnya EstroBird,
yang selain mampu merangsang pembentukan hormon estrogen, juga berfungsi
menambah hormon estrogen secara instan.
Tetapi jika betina tersebut bukan siapa-siapa,
keputusan sepenuhnya di tangan Anda. Apakah akan tetap menjalanitreatment hormonal
seperti di atas, atau segera diganti dengan betina yang baru.
Saya hanya bisa menyarankan, sekiranya harus diganti
dengan indukan yang baru, belilah MB betina di tempat penangkaran (bird
farm), bukan hasil dari tangkapan alam yang justru membuat Anda butuh waktu
lebih lama lagi untuk membiasakan burung dengan kehidupan di kandang
penangkaran.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar